Tentang Sekolah Unggulan Dan Sekolah Model



Sekolah Unggulan Dan Sekolah Model
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat urgen dalam sebuah kehidupan. Sebagai wahana untuk membentuk manusia ideal, maka pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, sehingga pendidikan tidak terlepas dari kehidupan kita sehari-hari.
            Lembaga pendidikan yang mengatasnamakan dirinya sebagai sekolah unggulan harus diakui oleh pemerintah dan masyarakat, bukan oleh lembaga atau sekolah itu sendiri. Karena keunggulan berarti memiliki nilai yang lebih dibanding dengan sekolah/madrasah yang lain dan tentunya nilai itu tidak hanya dapat dilihat dari aspek fisik, melainkan juga aspek-aspek lain yang sangat menentukan. Misalnya proses pembelajarannya ataupun output yang dihasilkan. Begitupun juga sekolah yang mendapat predikat sekolah model dari pemerintah harus mampu menunjukkan dirinya sebagai sekolah yang layak dan pantas untuk dicontoh oleh sekolah atau madrasah lainnya.
            Banyak persepsi yang berkembang di masyarakat kita tentang konsep sekolah unggulan. Paradigma pada umumnya adalah bahwa sekolah unggulan biasanya memerlukan uang masuk yang cukup besar, setiap tahun selalu banyak peminatnya, tingkat kelulusan yang sesuai standar nasional atau bahkan lebih, banyaknya kegiatan –kegiatan sekolah yang diselenggarakan,mulai dari ekstrakurikuler, cara belajar dan lain sebagainya.
             Kategori unggulan/ model menjadi sebuah pilihan bagi orang tua untuk menyekolahkan anaknya, karena sekolah model maupun unggulan sudah dianggapnya mampu mencatak anak-anak didik yang berkualiatas. Dalam makalah ini akan dibahas konsep pengembangan sekolah unggulan dan sekolah model.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sekolah Unggulan
1.      Pengertian Sekolah Unggulan
            Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan unggul adalah lebih tinggi, pandai, kuat, dan sebagainya daripada yang lain; terbaik; terutama. sedangkan Keunggulan artinya keadaan unggul; kecakapan, kebaikan dan sebagainya yang lebih dari pada yang lain.[1]
            Secara ontologis sekolah unggul dalam perspektif Departemen Pendidikan Nasional adalah sekolah yang dikembangkan untuk mencapai keunggulan dalam keluaran (output) pendidikannya. Untuk mencapai keunggulan tersebut maka masukan (input), proses pendidikan, guru dan tenaga kependidikan, manajemen, layanan pendidikan, serta sarana penunjangnya harus diarahkan untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut.[2]
2.      Karakteristik Sekolah Unggulan
1.      Karakteristik Madrasah/Sekolah Unggulan
Departemen Pendidikan Nasional telah menetapkan sejumlah kriteria yang harus dimiliki sekolah/madrsah unggul:[3]
a.       Masukan (input) berupa siswa yang diseleksi secara ketat. Dengan menggunakan ktriteria tertentu dan prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria yang digunakan itu meliputi:
-       Prestasi belajar siswa yang superior dengan indikator angka raport, danem, dan hasil tes akademik lainnya
-        Skor-skor tes yang meliputi intelegensi dan kreativitas
-        Tes fisik
b.      Sarana dan prasarana yang menunjang untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa serta dapat menyalurkan minat dan bakatnya, baik dalam bidang kurikuler maupun ekstrakurikuler
c.       Lingkungan belajar yang kondusif, baik lingkungan fisik maupun social psikologis.
d.      Guru dan tenaga kependidikan mempunyai kualifikasi mutu yang baik, sehingga system rekrutmen diseleksi dengan ketat dan diberikan wahana pembinaan dan pengembangan intelektual serta fasilitas yang menunjang
e.       Kurikulum yang diperkaya yaitu kurikulum yang dilakukan pengembangan improvisasi secara maksimal sesuai tuntunan belajar siswa peserta didik yang mempunyai keunggulan tersebut sehingga perlu dilakukan pengayaan dan/atau percepatan kurikulum.
f.       Rentang waktu belajar disekolah lebih panjang sehingga perlu disediakan sarana dan prasarana penunjang.
g.      Proses belajar mengajar yang berkualitas dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan kepada siswa, lembaga dan masyarakat.
h.      Nilai sekolah unggul terletak pada perlakuan tambahan diluar kurikulum nasional melalui pengembangan materi kurikulum, program pengayaan dan perluasan serta percepatan, pengajaran remedial pelayanan bimbingan dan konseling, pembinaan dan disiplin serta kegiatan ekstrakurikuler lainnya.
i.        Sekolah unggul diproyeksikan untuk menjadi pusat keunggulan bagi sekolah-sekolah disekitarnya, sehingga mampu memberikan resonansi kepada lingkungan disekitarnya.
3.      Konsep Pangembangan Sekolah Unggulan
Terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh madrasah/sekolah unggulan, diantaranya sebagai berikut:
a.      Aspek-Aspek Keunggulan pada Madrasah/Sekolah Unggulan
Secara umum sekolah yang dikategorikan unggul harus meliputi tiga aspek. Ketiga aspek tersebut adalah:[4]
1)      Input
Daniel Goleman, dalam bukunya, menyebutkan bahwa kemampuan mengenal diri dan lingkungannya adalah kemampuan untuk melihat secara objektif atau analisis, dan kemampuan untuk merespon secara tepat, yang membutuhkan kecerdasan otak/Intelligence Quotien (IQ) dan kecerdasan emosional/Emotional Quotien (EQ). Di samping itu, kecerdasan spiritual/Spiritual Quotien (SQ) calon siswa hendaknya dapat terukur saat seleksi siswa baru. Dengan demikian, tes seleksi siswa baru hendaknya dapat mengukur ketiga aspek kecerdasan atau bahkan dapat mengukur berbagai kecerdasan/multy intellegence..[5]
2)      Proses
Proses belajar-mengajar sekolah unggul ini setidaknya berkaitan dengan kemampuan guru, fasilitas belajar, kurikulum, metode pembelajaran, program ekstrakurikuler, dan jaringan kerjasama.
(1)   Kemampuan guru
Sekolah unggul harus memiliki guru yang unggul juga. Artinya, guru tersebut harus profesional dalam melaksanakan proses belajar-mengajar. Adapun kompetensi guru yang memungkinkan untuk mengembangkan suatu lembaga pendidikan yang unggul adalah:
(a)    Kompetensi penguasaan mata pelajaran
(b)   Kompetensi dalam pembelajaran
(c)    Kompetensi dalam pembimbingan
(d)   Kompetensi komunikasi dengan peserta didik
(e)    Kompetensi dalam mengevaluasi
      Pembelajaran bisa dikatakan efektif, bila guru mampu memberikan pengalaman baru bagi siswanya, membentuk kompetensi siswa, serta melibatkan peserta didik dalam perencanaan pelaksanaan dan penilaian pembelajaran. Siswa harus didorong untuk menafsirkan informasi yang disajikan oleh guru sampai informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat. Misal salah satunya dengan tanya jawab. [6]
(2)   Fasilitas belajar
Sekolah unggul harus dilengkapi dengan fasilitas yang mewadahi. memiliki sarana dan prasarana yang mewadahi bagi siswa untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
(3)   Kurikulum
Sekolah unggul tidak harus menggunakan kurikulum yang berstandar internasional. Kurikulun nasional dengan berbagai penyempurnaan sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa pun cukup baik. Di samping itu, penguasaan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia mutlak diperlukan. Sehingga siswa dapat mengkomunikasikan gagasan dan pengetahuannya kepada orang lain secara sistematis dengan menggunakan kedua bahasa tersebut. Perpaduan kedua kurikulum itu akan sangat membantu dalam menghasilkan generasi-generasi masa depan yang lebih unggul.
(4)   Metode pembelajaran
Sekolah unggul harus menggunakan metode pembelajaran yang membuat siswa menjadi aktif dan kreatif yang disertai dengan kebebasan dalam mengungkapkan pikirannya.
(5)   Program ekstrakurikuler
Sekolah unggul harus memiliki seperangkat kegiatan ekstrakurikuler yang mampu menampung semua kemampuan, minat, dan bakat siswa. Keragaman ekstrakurikuler akan membuat siswa dapat mengembangkan berbagai kemampuannya di berbagai bidang secara optimal.
(6)   Jaringan kerjasama
Sekolah unggul memiliki jaringan kerjasama yang baik dengan berbagai instansi, terutama instansi yang berhubungan dengan pendidikan dan pengembangan kompetensi siswa. Dengan adanya kerjasama dengan berbagai instansi akan mempermudah siswa untuk menerapkan sekaligus memahami berbagai sektor kehidupan (life skill).
3) Output
Sekolah unggul harus menghasilkan lulusan yang unggul. Keunggulan lulusan tidak hanya ditentukan oleh nilai ujian yang tinggi. Indikasi lulusan yang unggul ini baru dapat diketahui setelah yang bersangkutan memasuki dunia kerja dan terlibat aktif dalam kehidupan bermasyarakat.

4. Peluang
Pada kenyataannya, sekolah unggulan ternyata mendapat dukungan dari masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di madrasah-madrasah sekolah-sekolah yang unggul dengan tanpa menghiraukan berapapun biaya yang dikeluarkan. Sekolah unggulan memiliki daya saing yang ketat, karakteristik yang menjanjikan serta output yang berkualitas. Sehingga peluang untuk merekrut siswa/pelajar sangat besar.
Sekolah unggul  diharapkan mampu menampilkan citra diri sebagai sosok makhluk Tuhan yang didalam dirinya terdapat potensi rasional (nalar), emosi dan spiritual. Tiga dimensi keunggulan (cerdas intelek, cerdas emosional dan cerdas spiritual) dalam perspektif Islam mencitrakan sosok manusi utuh. Lembaga pendidikan yang terlalu banyak menekankan pentingnya nilai akademik, kecerdasan otak atau IQ saja, mengabaikan kecerdasan emosi (EQ) yang mengajarkan integritas, kejujuran, komitmen, visi, kreativitas, ketahanan mental, kebijaksanaan, keadilan, prinsip kepercayaan, penguasaan diri atau sinergis menjadikan pendidikan kehilangan ruhnya. [7]

5.Tantangan
    Kualitas sebagian besar Kepala sekolah (terutama Madrasah Negeri) juga merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi.  Berdasarkan informasi, selama ini, proses pengangkatan untuk menjadi kepala Madrasah Negeri masih didasarkan pada senioritas dan urutan kepangkatan, bukan pada kemampuan manajemen dan potensinya untuk memajukan sekolah.[8] Akibatnya, mungkin saja ada guru yang memiliki potensi untuk mengembangkan sekolah secara kreatif akan dikalahkan oleh guru senior yang mungkin kurang memiliki potensi hanya karena guru senior tadi pangkatnya lebih memenuhi syarat daripada si anak muda yang potensial tersebut, dan faktor penentu dalam proses suatu sekolah menjadi berprestasi, antara lain, adalah kepemimpinan sekolah yang efektif.
Disamping itu, kepemimpinan kepala sekolah yang efektif merupakan kunci,  Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif akan menimbulkan faktor lainnya itu yang ujung akhirnya adalah peningkatan prestasi madrasah yang dipimpinnya.  Kepala Sekolah yang efektif akan dapat memotivasi stafnya (guru dan non-guru) untuk berprestasi dan bekerja dengan semangat tinggi.  Ia juga akan dapat membina hubungan yang baik dengan orang tua dan masyarakat sekitar demi kemajuan Madrasahnya.  Motivasi berprestasi dan semangat kerja tinggi staf Madrasah ini akan menghasilkan kualitas layanan pendidikan yang lebih baik yang kemudian menghasilkan siswa yang berprestasi baik.  Prestasi siswa yang baik akan menimbulkan kepercayaan masyarakat akan kualitas pendidikan di Madrasah tersebut.  Masyarakat yang percaya akan kualitas Madrasah tersebut akan tidak keberatan kalau mereka diminta membayar lebih banyak daripada kalau mereka menyekolahkan anaknya ke sekolah lain yang kalah kualitasnya.
    
B. Sekolah Model
1. Pengertian Sekolah Model
            Dalam kamus besar bahasa Indonesia istilah model diartikan adalah pola, contoh, acuan atau macam dari sesuatu yang akan dibuat atau diartikan orang yang digunakan sebagai contoh untuk dilukis, digambar atau difoto.[9]
Kemudian istilah model disandingkan dengan sekolah sebagai salah satu program lembaga pendidikan. Sekolah  model adalah sebuah program yang ditujukan untuk menjadikan satu sekolah yang baik dalam semua unsurnya, agar dapat digunakan sebagai percontohan bagi sekolah disekitarnya.[10]
Sekolah model adalah sekolah yang memiliki motif tersendiri yang bertaraf nasional ataupun internasional, sekolah model mencerminkan sekolah yang berkualitas tinggi yang beracuan pada system nasional ataupun internasional.

Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)
1.   Landasan Hukum
UU Sisdiknas Pasal 50 Ayat 3
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional.[11]

2. Kebijakan Pokok Pembangunan Pendidikan Nasional dalam Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009.
a. Pemerataan dan Perluasan Akses
b. Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing
Salah satunya pembangunan sekolah bertaraf internasional untuk meningkatkan daya saing bangsa. Dalam hal ini, pemerintah perlu mengembangan SBI pada tingkat kabupaten/kota melalui kerja sama yang konsisten antara Pemerintah dengan Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan untuk mengembangkan SD, SMP, SMA, dan SMK yang bertaraf internasional sebanyak 112 unit di seluruh Indonesia.
c. Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik.[12]

3. Konsep Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)
a. Filosofi Eksistensialisme dan Esensialisme
Penyelenggaraan SBI didasari filosofi eksistensialisme dan esensialisme (fungsionalisme). Filosofi eksistensialisme berkeyakinan bahwa pendidikan harus menyuburkan dan mengembangkan eksistensi peserta didik seoptimal mungkin melalui fasilitas yang dilaksanakan melalui proses pendidikan yang bermartabat, pro-perubahan, kreatif, inovatif, dan eksperimentif), menum-buhkan dan mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik.[13]

Filosofi eksistensialisme berpandangan bahwa dalam proses belajar mengajar, peserta didik harus diberi perlakuan secara maksimal untuk mengaktualkan, mengeksiskan, menyalurkan semua potensinya, baik potensi (kompetensi) intelektual (IQ), emosional (EQ), dan Spiritual (SQ).

Filosofi esensialisme menekankan bahwa pendidikan harus berfungsi dan relevan dengan kebutuhan, baik kebutuhan individu, keluarga, maupun kebutuhan berbagai sektor dan sub-sub sektornya, baik lokal, nasional, maupun internasional. Terkait dengan tuntutan globalisasi, pendidikan harus menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang mampu bersaing secara internasional. Dalam mengaktualkan kedua filosofi tersebut, empat pilar pendidikan, yaitu: learning to know, learning to do, learning to live together, and learning to be merupakan patokan berharga bagi penyelarasan praktek-praktek penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, mulai dari kurikulum, guru, proses belajar mengajar, sarana dan prasarana, hingga sampai penilainya.[14]

2.Karakteristik Sekolah Model
Karakteristik sekolah model tentunya tidak lepas dari tawaran model-model yang barbasis nasional ataupun internasional. Sekolah model menjadikan nilai akademiknya sangat bagus yang bertaraf nasional ataupun internasional.

Karakteristik Sekolah Bertaraf Internasional
1). Karakteristik visi
Dalam sebuah lembaga/organisasi, menentukan visi sangat penting sebagai arahan dan tujuan yang akan dicapai. Tony Bush&Merianne Coleman menjelaskan visi untuk menggambarkan masa depan organisasi yang diinginkan. Itu berkaitan erat dengan tujuan sekolah atau perguruan tinggi, yang diekspresikan dalam terma-terma nilai dan menjelaskan arah organisasi yang diinginkan. Tony Bush&Merianne Coleman mengutip pendapat Block, bahwa visi adalah masa depan yang dipilih, sebuah keadaan yang diinginkan.[15]

Visi Sekolah Bertaraf Internasional adalah: Terwujudnya Insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif secara internasional.[16] Visi ini mengisyaratkan secara tidak langsung gambaran tujuan pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah model SBI, yaitu mewujudkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif/memiliki daya saing secara internasional.




2). Karakteristik Esensial
Karakteristik esensial dalam indikator kunci minimal (SNP) dan indikator kunci tambahan (x) sebagai jaminan mutu pendidikan bertaraf internasional dapat dilihat pada table di bawah ini.
Karakteristik Esensial SMP-SBI sebagai Penjaminan Mutu Pendidikan Bertaraf Internasional.[17]
 No
Obyek Penjaminan Mutu (unsur Pendidikan dalam SNP)
Indikator Kinerja Kunci Minimal (dalam SNP)
Indikator Kinerja Kunci Tambahan
I
Akreditasi
Berakreditasi A dari BAN-Sekolah dan Madrasah
Berakreditasi tambahan dari badan akreditasi sekolah pada salah satu lembaga akreditasi pada salah satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keung-gulan tertentu dalam bidang pendidikan
II
Kurikulum (Standar Isi) dan Standar Kompe-tensi lulusan
Menerapkan KTSP
Sekolah telah menerapkan system administrasi akademik berbasis teknologi Informasi dan Komu-nikasi (TIK) dimana setiap siswa dapat meng-akses transkipnya masing-masing.
Memenuhi Standar Isi
Muatan pelajaramn (isis) dalam kurikulum telah setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang sama pada sekolah unggul dari salah satu negara diantara 30 negara anggota OECD dan/atau dari negara maju lainnya.
Memenuhi SKL
Penerapan standar kelulusan yang setara atau lebih tinggi dari SNP

Meraih mendali tingkat internasional pada berbagai kompetensi sains, matematika, tekno-logi, seni, dan olah raga.
III
Proses Pembelajaran
Memenuhi Standar Proses
      Proses pembelajaran pada semua mata pelajaran telah menjadi teladan atau rujukan bagi sekolah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa kewirausahaan, jiwa patriot, dan jiwa inovator
      Proses pembelajaran telah diperkaya dengan model-model proses pembelajaran sekolah unggul dari salah satu negara diantara 30 negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya.
         Penerapan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mapel
      Pembelajaran pada mapel IPA, Matematika, dan lainnya dengan bahasa Inggris, kecuali mapel bahasa Indonesia.
IV
Penilaian
Memenuhi Standar Penilai-an
Sistem/model penilaian telah diperkaya dengan system/model penilaian dari sekolah unggul di salah satu negara diantara 30 negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnnya.
V
Pendidik
Memenuhi Standar Pen-didik
      Guru sains, matematika, dan teknologi mampu mengajar dengan bahasa Inggris
        Semua guru mampu memfasilitasi pem-belajaran berbasis TIK
    Minimal 20% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A
VI
Tenaga Kependidikan
Memenuhi Standar Tenaga Kependidikan
         Kepala sekolah berpendidikan minimal S2 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A
        Kepala sekolah telah menempuh pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh Pemerintah
    Kepala sekolah mampu berbahasa Inggris secara aktif
      Kepala sekolah memiliki visi internasional, mampu membangun jejaring internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta jiwa kepemimpinan dan enterprenual yang kuat
VII
Sarana Prasarana
Memenuhi Standar Sarana Prasarana
       Setiap ruang kelas dilengkapi sarana pembelajaran berbasis TIK
       Sarana perpustakaan TELAH dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia
      Dilengkapi dengan ruang multi media, ruang unjuk seni budaya, fasilitas olah raga, klinik, dan lain-lain.
VIII
Pengelolaan
Memenuhi Standar Penge-lolaan
    Sekolah meraih sertifikat ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya (2001, dst) dan ISO 14000
   Merupakan sekolah multi kultural
  Sekolah telah menjalin hubungan “sister school” dengan sekolah bertaraf/berstandar internasional diluar negeri
    Sekolah terbebas dari rokok, narkoba, kekerasan, kriminal, pelecehan seksual, dan lain-lain
   Sekolah menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam semua aspek pengelolaan sekolah
IX
Pembiayaan
Memenuhi Standar Pem-biayaan
       Menerapkan model pembiayaan yang efisien untuk mencapai berbagai target indikator kunci tambahan

3). Karakteristik Penjaminan Mutu (Quality Assurance)
a).  Output (Produk)/lulusan SBI
Adalah memiliki kemampuan-kemampuan bertaraf nasional plus internasional sekaligus, yang ditunjukkan oleh penguasaan SNP Indonesia dan penguasaan kemampuan-kemampuan kunci yang diperlukan dalam era global.
Ciri-ciri output/outcomes SBI sebagai berikut; (1) lulusan SBI dapat melanjtkan pendidikan pada satuan pendidikan yang bertaraf internasional, baik di dalam negeri maupun luar negeri, (2) lulusan SBI dapat bekerja pada lembaga-lembaga internasional dan/atau negara-negara lain, dan (3) meraih mendali tingkat internasional pada berbagai kompetensi sains, matematika, teknologi, seni, dan olah raga.[18]

b).  Proses Pembelajaran SBI
Ciri-ciri proses pembelajaran, penilaian, dan penyelenggaraan SBI sebagai berikut: (1) pro-perubahan, yaitu proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar, dan eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru, a joy of discovery, (2) menerapkan model pem-belajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan; student centered; reflective learning, active learning; enjoyable dan joyful learning, cooperative learning; quantum learning; learning revolution; dan contextual learning, yang kesemuanya itu telah memiliki standar internasional; (3) menerapkan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran; (4) proses pembelajaran menggunakan bahasa Inggris, khususnya mata pelajaran sains, matematika, dan teknolog.[19]

c).  Input
Ciri input SBI ialah (1) telah terakreditasi dari badan akreditasi, (2) standar lulusan lebih tinggi daripada standar kelulusan nasional, (3) jumlah guru minimal 20% berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A dan mampu berbahasa inggris aktif. Kepala sekolah minimal S2 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A dan mampu berbahasa inggris aktif. (4) siswa baru (intake) diseleksi secara ketat melalui saringan rapor SD, ujian akhir sekolah, kesehatan fisik, dan tes wawancara. Siswa baru SBI memeliki potensi kecerdasan unggul yang ditunjukkan oleh kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, dan berbakat luar biasa.

3.      Peluang
Sekolah model memiliki peluang besar dalam rekruitmen siswa, karena masyarakat cenderung termaghnetik untuk melaju ke sekolah yang bermodel internasional. Seperti halnya model SBI, Sekolah Bertaraf Internasional merupakan acuan masarakat yang menjadikan generasi berkualitas,m dan sekolah bertaraf internasional merupakan patokan masyarakat elit yang berinisiatif anak-anaknya menjadi berkualitas.
4.      Tantangan
Sekolah model ataupun tidak tentunya memiliki kekurangan dan tantangan serta persaingan yang ketat antar instansi-instansi yang berdiri. Sekolah model tentunya memiliki tantangan yang berkaitan dengan Rekruitmen, Pengembangan Input dan Output. Rekruitmen dalam artian masyarakat yang belum mampu di bidang finasial tentunya merasa keberatan, sehingga sekolah sulit untuk merekrut siswa pedesaan yang belum mampu dibidang finansial. Pengembangan Input adalah pengembangan secara terstrukturalyang membutuhkan SDM yang professional, sehingga sekolah harus mengadakan pengembangan SDM secara intensif. Output adalah hasil dari lulusan siswa harus mencetak siswa yang benar-benar professional dan berkualitas serta kreatif, sehingga tidak merendahkan repotasi almamater sekolah.

C. Korelasi Sekolah Model Dan Sekolah Unngulan Dengan Pengembangan Pendidikan Islam
Sekolah Unggulan dan Model sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki beground yang berkualitas baik material ataupun kualitas KBM didalamnya, sehingga sekolah unggulan ini sangat penting dalam menghasilkan output yang berkualitas sesuai dengan harapan orang tua. olah tersebut menjadi bahan lirikan masyarakat sebagai tempat proses belajar bagi anak-anaknya dengan harapan mampu bersaing serta berkemampuan dibidang Intelektual, emosional dan spiritual.
Untuk mmengembangkan kecerdasan spiritual anak orang tua biasa banyak menyekolahkan anaknya dilembaga pendidikan yang memiliki beaground islam, yang memiliki kualitas unggul maupun model. Dal hal ini pendidikan islam sangat memiliki pengaruh dalam mengembangankan potensi peserta didik. Pendidikan Islam merupakan sebuah system pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya.[20]
Membicarakan pendidikan islam tidak terlepas dari dasar dan tujuan pendidikan islam, karena keduanya merupakan pintok pokok untuk dapat memahami kemana arah dan tujuan dari pendidikan islan tersebut. Menentukan dasar pendidikan, menjadi sesuatu yang sangat penting karena tujuan pendidikan sangat ditentukan oleh pandangan hidup, yaitu al-Qur’an dan Hadist.
Pendidikan Islam ditujukan pada penumbuhan dan pemantapam kecendrungan tauhid oleh karena itu pendidikan islam selalu menyelenggaran pendidikan berbasis agama, bukan hanya sebuah disiplin ilmu, namun lebih pada penanaman nilai dan prinsip-prinsip kemanusiaa sebagai esensi ajaran agama.[21]  
Dari uraian diatas pendidikan islam tidak hanya muatan pendidikan Islam tidak hanya muatan pengajaranteologi atau pengajaran al-Qur’an saja, akan tetapi juga memuat semua cabang ilmu yang diajarkan dari sudut pandang Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadist, ruang lingkup pendidikan Islam sangat luas, ia tidak hanya terbatas pendidikan agama dan tidak hanya terbatas pada pendidikan umum semata.
Muatan pendidikan agama merupakan sebuah komponen yang tidak bisa terpisahkan dari system pendidikan Islam. Bahkan bisa dikatakan bahwa pendidikan agama Islam berfungsi sebagai jalur pengintegrasian wawasan Islam dengan bidang studi lain.[22]
Tujuan pendidikan Islam, sangatlah penting karena berkaitan dengan pendidikan Islam tentu tidak terlepas kaitannya dengan pengembangan potensi diri, dan untuk mencapai ranah tersebut dinutuhkan tujuan-tujuan agar hal itu dapat tercapai dengan baik, para ahli berpendapat bahwa ada tiga fungi tujuan pendidikan yang besemuanya bersifat normative. Pertama member arah bagi proses pendidikan. Kedua member motivasi dalam aktivitas belajar. Ketiga tujuan pendidikan merupakan criteria atau ukuran dalam evaluasi pendidikan. Sehingga dari tujuan itu, pendidikan dapat diarahkan untuk mencapai kehidupan yang baik serta menjadi motivasi bagi pengembangan pendidikan Islam.[23]
Dari gambaran diatas sudah jelas bahwa pendidikan islam sangat memiliki pengaruh besar terhadap terciptanya insane yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas, tidak salah jika para orang tua berlomba-lomba menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan Islam yang memiliki berbagai nilai keunggulan maupun lembaga pendidikan Model. Dengan harapan anak kelak menjadi manusia yang siap bersaing dalam menyongsong masa depannya.
Sebagai lembaga pendidikan yang memiliki baeground unggul dan model yang berbasis pendidikan Islam berkewajiban untuk menciptakan suasana religious dilingkungan belajar (sekolah). Penciptaan ini dimaksud dalam rangka mengimplementasikan nilai-nilai bersikap (attitude Value), nilai-nilai penghayatan (experiental Value) dan menumbuhkan semangat kesadaran beragama. Karena itu, untuk menciptakan suasana tersebut, perlu dikembangkan model fungsional untuk menciptakan suasana religious yang didasari atas pemahaman bahwa pendidikan agama adalah upaya manusia untuk mengajarkan masalah masalah kehidupan akhirat, disamping aktivitas duniawi yang berpijak pada tatanan moral-etis. Penciptaan ini bersumber pada nilai nilai normative dan doktrin agama yang telah diyakini kemutlakannya
Disamping itu melalui model struktural, untuk menciptakan suasana religious dengan pendekatan dengan disemangati oleh adanya kedisiplinan yang teratur dengan melalui penanaman budaya yang melibatkan seluruh jajaran sekolah.
Dengan demikian lembaga pendidikan unggul dan model yang berbasis agama secara langsung akan semakin terangkat dan memiliki kualitas lebih tinggi baik dari system akademik maupun dihadapan masyarakat. Ditambah lagi proses pembelajarannya menggunakan teknologi sebagai media bantu belajar mengajar bagi guru dan murid, dengan menggunakan media teknologi siswa diharapkan mampu dan mudah dalam penyerapan materi yang dipelajari.


BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan dari pembahasan di atas bahwasanya sekolah unggulan sekolah yang dikembangkan untuk mencapai keunggulan dalam keluaran (output) pendidikannya. Untuk mencapai keunggulan tersebut maka masukan (input), proses pendidikan, guru dan tenaga kependidikan, manajemen, layanan pendidikan, serta sarana penunjangnya harus diarahkan untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut. Karakter sekolah unggulan, meliputi:input, saranan prasarana, lingkungan belajar, guru, kurikulum dan lain sebagainya.
Sedangkan sekolah model adalah Sekolah model adalah sekolah yang memiliki motif tersendiri yang bertaraf nasional ataupun internasional, sekolah model mencerminkan sekolah yang berkualitas tinggi yang beracuan pada system nasional ataupun internasional. Sekolah model  memiliki beberapa karakter sekolah diantaranya, karakter visi, esensisl dan karakter mutu yang meliputi:out put, proses, dan input.

DAFTAR PUSTAKA


Albers Mohrman, Susan. 1994. School Based Management: Organizing for High Performance, San Francisco.

Anonim, 2006. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. WIPRESS

Anonim, 2006. Rencana Startegis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Ahid Nur, 2009. Problematika Madrasah Aliyah di Indonesia . Kediri: STAIN Kediri Press.
Arifin, Imron, 1998. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengelola Madrasah Ibtidaiyah dan Sekolah Dasar Berprestasi. Malang: IKIP-Malang.

Haryana, Kir. 2007. Konsep Sekolah Bertaraf Internasional (artikel). Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.
Kurniawan,  Asep, 2007.  PembaharuanPendidikan Islam di Indonesia (kajian historis), Jurnal Tarbiyah, Vol.XX No.20 Desember.
 Lubis, Halfian .Pertumbuhan SMA Islam Unggulan di Indonesia (Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama Republik Indonesia),
M. Arifin. 2006. Ilmu pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Maksum , 1999. Madrasah:Sejarah dan Perkembangannya. Jakarta:Logos    wacana Ilmu,)
Muhammad, 2009. Konsep Pengembangan Madrasah Unggul Jurnal Ilmiah “Kreatif “ Vol. VI no. 1 Januari
Sahlan , Asmaun 2010. Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah  Malang: UIN-MALIKI Press
Sardiman. 2011. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Salim,  Peter dan Salim , Yenny. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer  Jakarta: Modern English Press.
Trimantara , Petrus  2007. Sekolah Unggulan: Antara Kenyataan dan Impian Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni
Yasin Fatah, 2008. Dimensi-dimensi Pendidikan. Malang: UIN-Malang     Press.